30 Pembatik di Rembang Ikuti Uji Kompetensi

30 Pembatik di Rembang

Rembang – Sebanyak 30 pengrajin batik di wilayah Kabupaten Rembang, Rabu (22/2/17) pagi mengikuti uji kompetensi di kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Dinperindagkop dan UMKM) Kabupaten Rembang. Nantinya, para pengrajin batik yang lulus uji kompetensi tersebut akan mendapatkan sertifikat pembatik dari Lembaga Setifikasi Profesi (LSP) Batik.

Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Kecil Mikro Kuswadi mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan daya saing produk batik di kancah persaingan dunia. Dengan produk batik dari pembatik yang bersertifikat tentu batik tulis yang dihasilkan memiliki kualitas yang dipercaya oleh pasar Internasional.

Ia mengaku meskipun pada tahun ini, pihaknya baru mampu memfasilitasi 30 pengrajin batik sebagai peserta uji kompetensi, tapi rencananya kegiatan semacam akan menjadi kegiatan rutin  ke depannya. Selain itu di tahun ini juga ada peluang fasilitasi uji kompetensi serupa namun difasilitasi oleh pemerintah pusat.

“Saat ini sudah ada 83 pembatik Rembang yang bersertifikasi, hasil dari uji kompetensi tahun 2016 lalu. Tahun 2016 Pemkab mendapat fasilitasi dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dari 100 pembatik yang ikut, 83 pembatik yang dinyatakan berkompeten oleh LSP Batik,”ujarnya

Sementara itu Manajer Sertifikasi LSP Batik Rodya Syamwil menilai banyak pengrajin batik yang belum terlalu paham pentingnya sertifikasi. Menurutnya, pentingnya sebuah sertifikasi adalah menstandarkan produksi perbatikan yang ada di seluruh Indonesia.

“Saya jelaskan kepada para pengrajin, sesungguhnya banyak para pengrajin yang memahami pentingnya sertifikasi. Jadi saya menyampaikan ke manapun kita berada, didalam maupun diluar negeri mereka akan menanyakan sertifikat kompetensi sebagai bukti” tuturnya.

Ia menambahkan, sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintah dapat menguntungkan dua belah pihak. Baik para pengusaha batik, ataupun para pekerja pengrajin batik.

Dalam uji kompetensi ada tiga unsur yang dinilai, diantaranya tentang pengetahuan batik secara keseluruhan, baik tes tertulis dan wawancara, penilaian mulai dari mencanting sampai memopok atau menutup.

Selanjutnya tim LSP Batik menilai bagaimana sikap saat bekerja, mulai kebersihan lingkungan dan bagaimana kepedulian terhadap bahaya dalam bekerja dan bagaimana sikap mereka ketika melakukan kesalahan.

Salah satu pemilik usaha kerajinan batik, Nurrohman mengakui saat ini sertifikasi pembatik sangat penting. Jika batik dikerjakan oleh pembatik yang bersertifikasi maka produk tersebut lebih diakui di pasar, terlebih jika ingin pasar luar negeri. Saat ini sudah ada lima pembatiknya yang sudah memiliki sertifikasi. (DM38)

Exit mobile version