Lasem – Keberadaan Lasem yang diketahui memiliki banyak unsur budaya dan sejarah yang masih asli, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang bertekad serius menggarap potensi Lasem tersebut. Tak main-main, targetnya Lasem bisa berstatus Go Internasional.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Rembang, Dwi Purwanto mengatakan bukan hal yang tidak mungkin Lasem bisa menjadi destinasi wisata berkelas internasional. Tinggal keseriusan Pemkab Rembang untuk menggarap seluruh potensi yang ada.
“Dengan demikian dampak positif juga akan dirasakan oleh masyarakat Lasem itu sendiri, mulai dari perdagangan dan jenis usaha lainnya,” jelasnya kepada wartawan dalam kegiatan pembukaan Lasem Fest, di RTH Desa Dasun Kecamatan Lasem, Rabu (16/11/17) malam.
Dibuka mulai Rabu (16/11) dan berakhir sampai Sabtu (18/11), Festival Lasem dinilai bisa mendongkrak potensi keaneka ragaman budaya di Lasem.
Dimulai dari hari pertama yakni pembukaan event, Tari Legong, pertunjukkan teater yang menceritakan tentang Lasem itu sendiri, pameran seni lukis dan pameran foto dengan tema yang tua dan yang kekal bertempat di gedung serba guna Dasun dan pasar kampung selama festival Lasem berlangsung dan penampilan grup musik keroncong.
Selanjutnya di hari kedua kegiatan napak tilas pahlawan perang kuning dan pagelaran seni kontemporer. Selanjutnya dihari ketiga susur sungai, seni budaya rakyat dan dihari terakhir mulai dari pagi diskusi kopi dan membatik nglelet yang bertempat Lawang Ombo, Lasem Batik Karnival dan grebeg dumbeg dan malamnya doa kebangsaan, pelepasan lampion terbang, Konser Ki Ageng Ganjur feat Fadli eks PADI, Pagelaran Wayang Gagrak Lasem.
Bupati Rembang H. Abdul Hafidz dalam sambutannya mengapresiasi kerja keras panitia yang telah menyelenggarakan festival Lasem yang sempat vakum di tahun 2015 dan 2016. Menurutnya festival ini dapat menumbuhkan perekonomian melalui pariwisata yang berlandaskan sejarah Lasem.
“Festival ini bisa mengembangkan perekononomian melalui pariwisata yang dilandasi dengan sejarah yang ada di Kecamatan Lasem. Saya berterimakasih kepada segenap panitia penyelenggara yang malam ini sudah membuktikan keseriusannya untuk mengadakan festival kurang lebih selama empat hari ini,” ujarnya.
Festival ini juga bisa menggugah masyarakat pada umumnya agar mengetahui sejarah-sejarah yang ada di Lasem. Lasem sudah dikenal bukan hanya di Indonesia tetapi juga diluar negeri seperti China, namun harapannya gaungnya akan terus menyebar ke lebih banyak negara. (DM38)