Rembang – Cuaca terik di puncak musim kemarau saat ini membuat para petani cabai di Rembang kian gelisah. Sebab, kondisi tersebut berpotensi menyebabkan pertanian cabai gagal panen.
Saat ini, sebagian lahan yang ditanami cabai mengalami kekeringan. Tak sedikit lahan pertanian cabai yang justru dibiarkan begitu saja, karena tanaman cabai mengering dan tidak berbuah.
Jamin, salah satu petani cabai asal Desa Kwangsan, Kecamatan Kaliori menyebutkan, kondisi terik yang berlebihan justru menyebabkan munculnya berbagai penyakit yang menyerang tanaman cabai. Kondisi umumnya, daun layu, batang mengering, hingga menyebabkan buah cabai tak tumbuh secara optimal.
“Ini karena suhunya terlalu panas, terlebih juga kondisi tanah yang kadar airnya kurang, mengharuskan tanah harus selalu disirami,” ungkapnya, Jumat (15/9/17).
Kondisi tersebut memaksa para petani cabai harus rutin menyirami lahan pertanian untuk meminimalisir resiko gagal panen. Namun, di sisi lain, persediaan air kian menipis seiring dengan datangnya puncak kemarau.
“Lahan cabai yang sebelah timur sudah banyak yang dibiarkan, karena disana sumber airnya sedikit. Yang sebelah sini beruntung masih ada aliran air, sehingga masih bisa menyirami lahan pertanian,” imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Nyarwi, warga Desa Banggi Kecamatan Kaliori. Kondisi terik di puncak musim kemarau memaksa para petani harus secara intensif memantau kondisi tanah.
“Kalau cabai kan tanahnya harus muda terus, alias basah. Sedangkan kalau dibiarkan lama kelamaan tanah jadi tua, yaitu kondisi tanahnya kering,” jelasnya.
Beberapa petani menyiasati kondisi panasnya terik matahari dan keterbatasan persediaan air dengan menyirami lahan pertanian siang dan malam, namun dengan takaran air yang sedikit. Dengan demikian, kondisi tanah akan tetap basah namun tidak terendam air.
“Yang penting kan tanah basah, jadi airnya cuma sekedar disiram sedikit saja. Banyak petani sini yang siang malam menunggui sawahnya hanya untuk menyirami saja, karena di malam suhunya kan rendah, juga biasanya air lancar saat sore sampai malam,” pungkasnya. (DM38)